Go Green dimulai dari halaman rumah sendiri

Go Green dimulai dari halaman rumah sendiri
Babe aye neh lagi Go Green.

Sabtu, 13 Februari 2010

Ayah .........

Ayah bagi ku adalah sosok, figur yang wajib di hormati, bukan karena dogma atau doktrin sosial dan agama tapi kehormatan itu datang dari sosok pribadi yang memiliki nilai bukan saja kewibawaan tapi juga kebijaksanaan dan simpati. Pribadi yang dapat digugu dan ditiru karena ayah bagiku bukan saja sebagai kepala keluarga tapi juga sebagai guru utama yang sangat berperan dalam pembentukan nilai pribadi anak-anaknya.
Sebagai seorang manusia bukan berarti bahwa sosok ayah harus hadir tanpa cela karena bagaimanapun ayah adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kealpaan. Kekeliruan mungkin saja bisa terlakukan baik disengaja ataupun tidak. Sebagai seorang anak aku bisa menerima ini sebagai satu kesatuan bahwa pribadi manusia adalah sesuatu yang kompleks dan kesalahaan merupakan bagian dari setiap kita sebagai bukti sejauh mana kita bisa menerima dan mencintai orang lain, termasuk ayah.
Masalah yang muncul adalah bagaimana seorang ayah menyikapi kesalahan dan kekurangannya. Seringkali karena terjebak dalam situasi yang rumit figur ayah menutupi kesalahan dengan kesalahan yang lain, bersikap munafik, bersembunyi di balik arogansi dan mahkota “kepala keluarga”, lari dari kenyataan bahkan melemparkan kesalahannya kepada sang anak yang justru harus ia lindungi. Tak jarang pula figur ayah memaksa si anak melakukan sesuatu yang ia sendiri tak mampu melakukannya. Hal-hal inilah yang sering membuat anak terjerumus ke dalam jurang “durhaka”, inilah yang terjadi padaku sekarang. Dalam batin berperang antara cinta, kasih, dan hormat kepada orang tua tapi juga merasa ditinggalkan dan dihianati ayah kandung sendiri............

1 komentar:

  1. bukankah mencintai itu berarti kita menerima hitam n putih nya? bukankah tidak selalu mudah memahami seseorang,bahkan untuk org tecinta sekalipun? karena itulah kita hidup, untuk mampu bertoleransi

    BalasHapus